Menghias Telur seperti Membatik


Pysanky, Ukraina
(seperti dipaparkan pada Pameran Love, Hope and Peace
Gedung Merdeka, Bandung 1-31 Mei, 2011)


Tradisi membuat Pysanky, telur hias, di Ukraina dapat ditelusuri sampai masa ribuan tahun sebelum Kristus. Kala itu, telur merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan musim semi. Berbagai teknik, desain dan warna yang digunakan untuk menghias telur memiliki makna simbolis. Misalnya kuda dan rusa (symbol kekuatan), burung (kebahagian), dan garis yang tidak berakhir (keabadian). Dengan masuknya agama Kristen, beberapa simbol baru dari tradisi Kristen, seperti ikan ditambahkan.

Di Ukraina tengah, warna yang dominan untuk menghias telur adalah hitam dan merah. Sementara itu di sebelah barat Pegunungan Carpathian warna-warnanya lebih hangat: hijau, oranye, kuning, dan coklat. Secara tradisional, kebanyakan pewarna alam diperoleh dari tanaman lokal dan beberapa zat anorganik. Saat ini kebanyakan seniman menggunakan  pewarna kimia. Pewarna tersebut dapat disimpan dalam wadah kedap udara untuk waktu yang lama. Putih merupakan elemen penting dalam desain tradisional, maka dari itu telur berkulit putih sebaiknya digunakan. Namun sangat sulit menemukan telur berkulit putih saat ini.

Penggunaan lilin untuk menghias telur dapat diterapkan dalam berbagai cara. Metode paling sederhana adalah meneteskan lilin panas ke telur untuk menghasilkan bintik-bintik warna yang tidak merata. Namun telur Ukraina paling khas adalah yang dihiasi ‘tulisan-tulisan’ di permukaan kulit dengan lelehan lilin. ‘Tulisan-tulisan’ ini dibuat menggunakan alat tradisional yang disebut ‘Kystka’, berbentuk kerucut logam.  ‘Kystka’ biasanya terbuat dari tembaga, yang tersambung ke gagang kayu.

Proses menghias telur dimulai dari pengecatan dengan warna yang paling terang yaitu putih. Semua bagian yang direncanakan akan berwarna putih pada desain akhir ditutupi dengan lilin. Lalu telur semisal akan dicelupkan dalam pewarna, bagian yang dimaksudkan berwarna kuning pada desain akhir ditutupi dengan lilin. Proses ini berlanjut sampai semua warna yang diinginkan telah terproses dan ditutupi lilin. Telur itu kemudian didekatkan pada nyala lilin dan lilin di kulit telur yang meleleh digosok dengan kain lembut atau tisu dapur. Sisa-sisa lilin dapat dihilangkan dengan alcohol putih. Supaya awet telur lantas dilapisi pernis atau glasir.

Jika disimpan pada suhu sedang, dalam tempat berventilasi baik dan tidak terjangkau sinar matahari, pysanky akan tahan bertahun-tahun sampai akhirnya akan mengeras. Telur hias ini juga bisa dirangkai dengan pita dan digantung sebagai dekorasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepotong Cerita Indonesia

Gebrakan Generasi ke-3 Oey Soe Tjoen

Pengumuman Finalis Lomba Desain Batik HUT RI ke-66